Senin, 23 Februari 2015

Relakah Perusahaan MLM Anda berinvestasi kedalam organisasi dan SDMnya ?

“The Growth and Development of people is the highest calling of a leader“ by John C Maxwell.

MLM merupakan sebuah bisnis yang unik dan sungguh merupakan terobosan terbaru di dunia wirausaha dalam dekade terakhir ini, tentunya selain bisnis internet yang belakangan ini booming.

Banyak pengusaha pengusaha MLM yang sukses luarbiasa di bisnis mereka masing masing yang kalau dipikir pikir dengan profile dan latar belakang mereka di bisnis konvensional, maybe tidak akan sesukses di MLM.

MLM memungkinkan seorang ibu rumah tangga menjadi sukses luar biasa.
MLM juga memungkinkan seorang yang tidak berpendidikan tinggi bisa sukses.
MLM juga memungkinkan seorang pengusaha yang stress menjalankan rutinitas bisnis menjadi sangat enjoy dan santai karena kebebasan memilih waktu untuk berbisnis.
MLM juga memungkinkan banyak pemuda Indonesia yang bebas waktu, berpenghasilan lumayan dan keliling dunia gratis.

Itulah MLM dengan segala keunikannya. Tentunya kita semua paham dan memahami, yang mana adalah MLM Murni dan yang manakah "Money Game" yang berkedok MLM hehehe.

Beberapa minggu lalu kita telah membahas tentang elemen keuntungan bagi perusahaan dan bagi seorang member MLM. Kesempatan kali ini kita akan membahas elemen keuntungan bagi Karyawan MLM itu sendiri.

3. Elemen Keuntungan bagi Karyawan Perusahaan MLM.

Saya teringat sebuah statement yang luar biasa, “Mau lihat sukses dari seorang pemimpin, lihat saja kesuksesan dari pengikutnya”

Statement ini benar benar teruji di dunia nyata. Bila boleh saya plesetkan sedikit untuk disesuaikan dengan topic kali ini maka “Mau lihat masa depan bisnis MLM sebuah perusahaan maka lihat saja bagaimana mereka menangani dan menghargai karyawannya”

Seperti juga quote yang saya kutip dari John C Maxwell, sedikit saya cocokkan dengan topik kita yaitu bahwa "Pertumbuhan dan Pengembangan dari para pengikut (karyawan MLM) merupakan Panggilan Tertinggi bagi seorang Leader (Management MLM)"

Apalagi di bisnis MLM yang banyak godaan godaan sehingga karyawan MLMnya berpikiran mau juga sukses di bisnis MLM tsb. Tentunya perusahaan MLM yang sehat mempunyai kode etik yang tegas menyatakan bahwa karyawan MLM dilarang untuk bermain atau menggeluti bisnis MLM nya.

Namun itu tidak menjadi satu solusi mutlak bahwa karyawan MLM tersebut tidak tergoda menjalankan bisnis MLM tsb. Bisa saja mereka masuk member dengan menggunakan nama orang tua, suami, adik, dll agar bisa juga menikmati bonus dari bisnis MLM perusahaan tsb. Biasanya juga bila sudah terjebak di posisi tersebut maka karyawan MLM tersebut tidak bisa melayani member member lainnya dengan baik dan netral lagi.

Dan bila dicermati, Perusahaan MLM banyak mengadakan Program Pelatihan dan Motivasi yang ditujukan bagi Member MLM, tentunya para member MLM akan terupgrade ilmunya dan lebih maju dalam pengembangan dirinya.

Sayang banyak Perusahaan MLM yang lupa mengupgrade kemampuan karyawannya dengan Program Pelatihan dan Motivasi hehehe sehingga kepincangan mindset dan kualitas diri menjadi tidak berimbang disini.

Jadi apa solusi terbaiknya ?

Management MLM yang cerdik selalu mampu inovatif dalam menciptakan keuntungan bagi karyawan MLM, seperti karir yang jelas, insentif bulanan dan tahunan, bahkan beberapa perusahaan sampai memberikan insentif berupa tour keluar negri gratis bagi karyawan MLM yang berprestasi dan senior.

Bukan hanya itu saja, keuntungan juga bisa dalam bentuk kesempatan mengikuti pelatihan dan seminar motivasional yang bisa memompa semangat dan etos kerja dari karyawan MLM tersebut.

Hal lain juga adalah memberikan penghargaan yang “cukup seimbang” dengan penghargaan yang biasanya Management berikan kepada Leader atau member MLMnya. 

“Cukup Seimbang” bisa bermakna, setinggi tingginya penghargaan bagi seorang leader MLM, yah tetap haruslah memberikan penghargaan setimpal juga untuk karyawan MLM yang berprestasi juga. 

Bukankah internal customer bagi management adalah “Karyawan itu sendiri” ?
Sindrom ini yang sering dilupakan banyak perusahaan MLM lainnya di Indonesia. 

Seperti pepatah yang mengatakan “Mau melayani Singa (Leader MLM), maka setidaknya Anda melatih karyawan MLM Anda seperti seekor Harimau” Yah kalau kambing yang melayani singa maka selalulah kambing tersebut diterkam hehehehe

Soo melihat Masa Depan bisnis MLM, bolehlah kita sedikit banyak melihat bagaimana keseimbangan pengaturan keuntungan antara Leader, Management, dan Karyawan MLM itu sendiri.

What’s about your MLM ?

Next time kita akan membahas tentang "4 pilar penting bagi sebuah bisnis MLM" agar bisa berdiri kokoh dan mempunyai sustainability dengan persaingan yang ketat di dunia bisnis.



Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes


*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755

Rabu, 18 Februari 2015

Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?

“Bisnis yang bisa sustain (bertahan) adalah bisnis yang senantiasa menciptakan profit yang cukup” by Erwin Tanes

Bisnis MLM yang langgeng berarti bisnis yang harus bisa menjaga profit antara ketiga kepentingan, yaitu member, management dan karyawan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling menjaga keseimbangan satu sama lainnya.
 
Terlalu pro dan kontra terhadap yang satu akan mengakibatkan Bisnis MLM Anda menjadi goyah.

Pada kesempatan sebelumnya kita sudah membahas tentang elemen keuntungan bagi Distributor atau Member. Kali ini kita berbicara tentang “Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?”

Tentunya kita akan sama sama membahas tuntas tentang point kedua dari tiga elemen keuntungan yang harus seimbang dari sebuah perusahaan MLM.

2. Elemen Keuntungan bagi Management Perusahaan

Berbicara keuntungan yang wajar, banyak sekali mindset yang salah dari leader atau member MLM, kadangkala juga dari karyawan yang bekerja didalam perusahaan MLM tersebut.

“Sewajarnya perusahaan memberikan yang terbaik donk untuk kami kami yang merupakan ujung tombak di lapangan dalam memasarkan produk mereka” cetus seorang leader MLM dengan kesal karena terlambat membeli promo produk yang ditawarkan karena sudah habis stok hehehe

“Perusahaan khan untungnya banyak, omset naik terus, harusnya disharekan donk untuk karyawan lebih banyak, bonus tahunan digedekan, gaji dinaikkan lebih baik, tidak ada kita kita yang melayani para member, mau jadi apa tuh management MLM ?” sahut juga seorang karyawan yang merasa berkontribusi lebih di perusahaan MLM.

Kedua jenis “teriakan” tersebut sering saya dengar sewaktu masa saya bertugas sebagai Regional Wilayah di sebuah perusahaan MLM. Karena tugas saya mengharuskan saya berada di tengah tengah antara Leader MLM dengan Karyawan Cabang yang bertugas. Kadang kala lapis tiga lagi wakakak, antara Leader MLM, Karyawan Cabang, dan juga Management Perusahaan.

Orang bilang kalau jadi orang tengah paling susah hehehe karena kejepit terus menerus, disisi lain mau bela kepentingan management yaitu omset dan profit, disisi satu lagi, perlu pendekatan dengan leader MLM yang kadang kala menuntut program yang terlalu tidak masuk akal, dan juga mesti menangani karyawan cabang yang mengeluh ini dan itu.

Jadi kalau ditanya berapa lapis ? Ratusan hehehehe

Kembali ke cerita profit untuk management perusahaan. Sebuah bisnis MLM yang sehat haruslah memberikan profit yang "cukup" untuk perusahaan dan pemegang sahamnya.

Profit yang cukuplah yang memungkinkan management perusahaan untuk bisa melakukan berbagai manuver korporasi, seperti ekspansi buka daerah baru, menambah lini produk baru, dan merancang program program marketing terbaru.

Nah beberapa perusahaan MLM cukup “ciamik” dalam meramu Program Program Inovatif seperti ini. Mungkin karena management puncaknya berpusat di beberapa orang saja jadi mudah ambil keputusan, bisa jadi memang merupakan MLM dari luar negri yang biasanya memiliki budget program yang lebih besar dari MLM local.

Profit terlalu kecil untuk management perusahaan ?

Kondisi ini bila terjadi maka siap siaplah bangkrut dan perusahaan tidak mampu bayar bonus member MLM nya dan juga gaji karyawan. Kalau sekedar cukup saja, maka perusahaan MLM nya akan kena sindrom “mati suri”, yaitu hidup segan, mati tak mau hehehe.

Yah tentu saja mati suri, karena perusahaan gak punya dana lebih yang bisa diputarkan untuk ekspansi, program baru, dll karena hidupnya pas pas an saja hehehe.

Anda cermati di Indonesia sekarang ini, banyak perusahaan MLM yang terjebak di kondisi “mati suri”. Beberapa MLM seperti itu mulai ditinggalkan leader atau member yang jeli melihat kondisi perusahaan. Kalaupun masih ada, hanya sisa leader leader senior yang kurang produktif. Leader leader muda yang masih enerjik dan bermimpi besar akan mencari perusahaan MLM yang sevisi misi dengan mereka.

Atau juga karyawan yang berprestasi pada hengkang untuk berkarir di perusahaan MLM lainnya atau di bidang lainnya.

Profit yang diambil terlalu besar ?

Management dan Pemegang Saham akan bertambah kaya dan makmur, namun profit bila tidak dikembalikan sebagian ke member MLM balik (dalam bentuk program insentif dll) atau ke karyawan (kesejahteraan staff) maka perusahaan tersebut juga akan ditinggal pergi member MLM dan karyawannya.

Perusahaan MLM seperti ini biasanya booming di 1 sd 2 tahun pertama didirikan dan setelah pemegang saham berlimpah dan lebih sejahtera maka mereka mulai  memikirkan bisnis lain dan tidak fokus lagi di Industri MLM yang awalnya memberikan mereka profit.

Karena tujuan mereka hanyalah profit dan keuntungan saja tanpa memikirkan tanggung jawab di perusahaan, karyawan dan member MLM  khususnya dan juga Industri MLM pada umumnya.

Profit harus “cukup” menguntungkan !

Cukup berarti ada simpanan dana bila suatu saat perusahaan terkena krisis dan butuh dana cadangan untuk bertahan hidup.
Cukup berarti bila diperlukan untuk ekspansi bisnis, ada dananya.
Cukup berarti memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menghargai yang berprestasi.
Cukup berarti secara teratur merancang program program inovatif bagi member supaya membantu member didalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Cukup berarti bisa memuaskan pemegang saham sehingga hasil investasi mereka (diawal awal perusahaan didirikan) menjadi terbayarkan.

Bagaimana dengan MLM Anda ?

Semoga bermanfaat !

Next Artikel kita membahas "Elemen Keuntungan bagi Karyawan Perusahaan MLM"

“Relakah Perusahaan MLM Anda dalam berinvestasi kedalam organisasi dan SDMnya ?”

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai perusahaan dan instansi pemerintahan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755


Senin, 09 Februari 2015

Mengapa Bonus Tinggi di MLM bukanlah segala galanya ?

"Uang memang bukan segalanya, namun segalanya butuh uang !"

Ini adalah statement yang sering dilontarkan beberapa Leader atau Member MLM ketika mereka melakukan prospecting kepada calon member. Sebuah perkataan yang sangat benar dan menohok banyak orang bahwasanya banyak diantara kita merasakan perlu tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat.

Namun banyak pula masyarakat Indonesia yang masih malu malu kucing ketika memikirkan penghasilan tambahan apalagi jalankan MLM .... OMG ......

Kembali ke topik utama kita, mengapa saya membuat judul yang menyatakan bahwa Bonus Tinggi di MLM bukan segala galanya ? kok jadi paradoks hehehe diawal saya cerita uang penting, trus judulnya malah bertolak belakang ?

Saya setuju uang (bonus) itu penting namun bukan segala galanya untuk sebuah perusahaan MLM sukses di Indonesia.

Banyak Perusahaan MLM di Indonesia belakangan ini sangat pede, hanya bermodalkan perhitungan bisnis yang bisa menghasilkan bonus tinggi sudah berkoar koar bahwa bisnisnya yang paling menguntungkan.

"Pokoke dijamin deh, Anda akan untung kalau bergabung dengan bisnis ini dan langsung menjadi jutawan" Itulah sepenggal janji yang sering ditawarkan leader MLM tsb.

Buktinya perusahaan MLM dengan penawaran bombastis seperti ini sering kita lihat seperti pergerakan komet di angkasa. Cahayanya terang, maybe ada bunyinya, letupan letupan kecil, kadang mengeluarkan api namun sayang kebanyakan masa hidupnya hanya sebentar saja.

Bonus yang tinggi tidak salah frennn, itu salah satu pemikatnya, namun bagi frennn yang menjalankan atau akan menjalankan bisnis MLM baiknya melihat kepada ketiga keseimbangan ini, yaitu Keseimbangan antara keuntungan bagi seorang member MLM, bagi Management Perusahaan, dan juga bagi Karyawan yang bekerja didalamnya.

Di artikel kali ini kita membahas point pertama dulu.

Elemen Keuntungan bagi Distributor atau Member.

Perusahaan MLM bisa survive,bertahan hidup, dan menjadi besar adalah merupakan kontribusi dari member yang konsisten memasarkan produk dan menghasilkan omset bagi perusahaan. Maka seyogianya pembagian bonus atau keuntungan untuk mereka haruslah "cukup" menarik dan menguntungkan.

Saya memakai kata "cukup" untuk memaknai bahwa bonus tinggi bukan satu satunya cara bagi sebuah perusahaan MLM untuk survive dan mempertahankan kesetiaan dari leader dan membernya.

Banyak kok bisnis lainnya yang mempunyai keuntungan lebih besar dari sekedar bonus di bisnis MLM, namun jangan tanya modal awalnya berapa yah ? wakakakak.

Bonus yang terlalu tinggi sampai tidak masuk diakal (biasanya sih MONEY GAME yang berkedok MLM) akan mengurangi profit perusahaan.

Dan Profit yang berkurang akan membuat Perusahaan tidak sehat, dan berakhir juga dengan mengurangi berbagai fasiltas karyawan atau perusahaan itu sendiri.

Karyawan yang demotivasi akan menurunkan tingkat pelayanan dan ujung ujungnya berimbas kembali kepada bisnis MLM yang dijalankan member member tsb.

"Gak papa lah, yang penting ane yang jadi membernya dapat bonus yang tinggi"

Kalau frennn yang setuju statement diatas maka siap siaplah frenn mendapat julukan "Kodok MLM"

Karena hanya senantiasa melompat sana lompat sini untuk mendapatkan bonus tinggi dari beberapa MLM yang berbeda.

Hati hati frennn lama kelamaan konsumen atau pelanggan frennn akan kesal, bentar nawarin produk ini, bentar nawarin itu, hehehehe. Bisa bisa tingkat kepercayaan konsumen frennn akan tergerus gara gara jurus "Kodok MLM" yang frenn jalankan.

"Kalau bonus MLM nya terlalu kecil ?"

Yahhh gak usah ditanya lagi, Leader dan Member MLM akan kabur sendirinya wakakak. Harusnya yah keuntungan bisnis MLM nya berbanding lurus dengan tingkat kesulitan memasarkan produk tersebut.

"Soo bagaimana ?"

Banyak kok keuntungan menjakankan bisnis MLM yang tidak didapatkan oleh bisnis lain, seperti lebih santai mengatur waktu, modal lebih kecil dibanding beberapa bisnis lainnya, lebih enjoy karena setiap tahun selalu ada insentif tour keluar negri, ada meningkatkan pengembangan pribadi mereka, dan masih banyak lagi.

Dan sekarang banyak perusahaan MLM berlomba lomba untuk merancang Program Keuntungan tsb sehingga menjadi Satu Paket Program Keuntungan yang menarik. (Ingat loh frennn saingan Bisnis MLM bukan dari sesama MLM lagi, namun dari Bisnis Konvensional, Bisnis Online, Peluang Agen Asuransi, Agen Properti, Broker Saham dan banyak lagi )


Semua dilakukan agar para eksekutif, member pemula, dan prospek menjadi tertarik menjalankan Bisnis MLM mereka bahkan untuk Leader MLM yang sudah berpengalaman agar meninggalkan jurus "Kodok MLM" untuk menjadi "Merpati MLM" yang selalu setia hehehe.

Bagaimana dengan MLM Anda ?

Semoga bermanfaat !

Next Artikel kita membahas "Elemen Keuntungan bagi Management perusahaan MLM"

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi perusahaan dan pemerintahan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755