Rabu, 24 Juni 2015

Belajar Nilai Nilai bisnis MLM dari Singapore !

"Belajar boleh dari sesiapapun, ambil positivenya, modifikasikan, dan aplikasikan kembali untuk Pribadi Kita semua untuk menjadi Lebih Baik !" By Erwin Tanes

Hai Frennn ,

Sudah lama gak bersua, karena kesibukan memberikan pelatihan dan berkeliling kemana mana hehehe, kali ini saya mau sharingkan sedikit pengalaman saya ketika melakukan travelling di Singapore.

Kebetulan saya mengikuti Program yang dibuat sebuah Support System bisnis MLM yang terkemuka di Indonesia, dimana saya hadir sebagai Pengamat diluar dari Sistem tsb. Saya sangat beruntung karena diijinkan ikut nimbrung dan menjadi bagian dari Program tsb, walaupun hanya sebagai seorang Pengamat saja.

Program tersebut bukanlah Program Travelling yang biasa, karena yang berhak mengikuti Program tsb adalah Member Member MLM yang telah Qualified persyaratan tertentu yang diharuskan Support Systemnya. Awalnya saya terpikir yah Program jalan jalan pasti begini2an aja, seperti Travelling Biasa, namun kali ini sungguh berbeda dan luar biasa.

Perbedaan yang jelas adalah para member membernya diberikan kesempatan belajar langsung di lapangan, bagaimana melihat peta, bagaimana naik MRT, bagaimana memahami jalur Rute Bus, dan bila dicermati dengan baik, semua mengandung nilai nilai pelajaran yang tidak ternilai.

Jadi semacam "Pelatihan OutBound Khusus" selama beberapa hari namun OutBound nya di kehidupan nyata.

Seperti perkataan dari Top Leader Support System tsb, " Belajar tidak melulu harus di kelas, dengan Travelling malahan member saya bisa belajar lebih banyak, belajar dari aktivitas dan dari kehidupan nyata negara lain "

Soo Apa yang bisa kita pelajari dari Singapore ? Ini adalah penilaian pribadi saya, bila tidak berkenan, maafkan daku, bila senang, silahkan share ke teman teman yah hehehe

SYSTEM

Singapore adalah Negara SYSTEM. Ini sangat terlihat dari Transportasi Umum yang digunakan, Anda mau kemana saja, asalkan masih terjangkau Bus atau MRT, maka Anda akan sampai di sana.

Setiap Halte bus sudah diatur sedemikian rupa sehingga walaupun tujuan Anda tidak terlalu dekat dengan halte bus namun Anda juga tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk menjangkaunya.

Pelayanan umum juga sudah sangat efisiensi karena System yang dibangun telah teruji dan dilakukan penyempurnaan demi penyempurnaan supaya masyarakat Singapore semakin nyaman. Mereka diharuskan patuh dengan SYSTEM. (baca: TEACHABLE) 

DISIPLIN

Singapore adalah Negara yang sangat DISIPLIN. Kelihatan dari kebersihan, ketepatan waktu, dan banyak sekali. Salah satunya adalah dari langkah langkah pejalan kaki yang berjalan di Stasiun MRT. Semuanya bergerak dan berjalan super cepat, tentunya karena mereka sudah mengetahui arah tujuan mereka. (baca : TUJUAN mereka sudah JELAS)

Kedisiplinan mereka juga membuat semua peraturan, informasi, pelayanan, bisa dijalankan dengan baik oleh semua lapisan masyarakat (baca: ter DUPLIKASI kan dengan baik). Memang sih ada beberapa daerah yang kurang disiplin namun overall bisa dikategorikan Disiplin.

SDM yang Kompetitif

Tidak ada apapun di Singapore yang merupakan kekayaan alam bagi negara mereka. Satu satunya yang mereka miliki hanyalah Manusia. Namun dikarenakan mereka sadar POSISI mereka ada dimana, dan apa yang terpenting untuk mereka kembangkan, maka mereka sangat komitmen dan intensif untuk mengembangkan SDM mereka.

Mereka percaya hanya dengan SDM yang bernilai dan kompetitif maka kekurangan sumber daya alam dari negara mereka tidak akan menjadi kelemahan mereka. Singapore juga sangat menjunjung tinggi penghargaan (baca: PINTAR EDIFIKASI) terhadap seorang atlit.

Ini terlihat nyata dari dalam MRT di Singapore. Di Kaca Kaca MRT tersebut tertempel stiker yang berwajahkan setiap Atlet Atlet Singapore yang ikut bertanding di Sea Games 2015, lengkap dengan Wajah Mereka, Nama, Atlet bidang mana, dan wilayah tinggal dimana.

Dengan Penghargaan Negara yang sedemikian tinggi terhadap atlit yang bertanding, maka jangan heran, Sea Games yang lalu, Singapore meraih juara nomor 2, hanya kalah dari Thailand. Singapore pintar menghargai rakyatnya yang berprestasi.

Sebenarnya cukup banyak yang bisa dipelajari dari Singapore but saya terpikir ini tiga yang utama frenn hehehe.

Bila sama sama kita cermati, apa yang kita pelajari dari Singapore itu sebenarnya bisa diterapkan dalam bisnis MLM dari teman teman sekalian. Bukankah percaya System, Edifikasi, Disiplin, dan Fokus kepada SDM, itu adalah Nilai Nilai yang seharusnya ada di bisnis MLM kita semua ?

Apa yang dipelajari dari Singapore bisa kita terapkan dan kembangkan di Indonesia frennn khususnya di Bisnis MLM Anda. Ingat freennn Indonesia memiliki Jumlah Penduduk yang menggiurkan untuk bisnis MLM.

Soo segera bertindak dan See You at The Top ! Semoga bermanfaat !

Erwin Tanes
*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755







Rabu, 10 Juni 2015

System, Produk atau Program Marketing ? Manakah yang harus diprioritaskan Leader MLM ?

"Prioritas bisa diambil ketika kita melihat berbagai sudut pandang berbeda dan berani memutuskan yang terutama dari yang utama" by Erwin Tanes

Haiii Frennn Artikel kali ini berbicara tentang Prioritas antara System, Produk dan Program Marketing. Disini sering muncul dilema dilema, misleading yang tercipta, misunderstanding yang berlarut larut dan akhirnya menghambat kinerja bisnis MLM Anda.

Sebelum kita bercerita tentang Cara Memilih Prioritas, ada baiknya kita membahas definisi dan tujuan dari masing masing komponen.

Support System

Tentu berdasarkan asal katanya saja, Kita bisa menebak definisinya yaitu sebuah sistem yang mendukung bisnis MLM Anda. Sistem disini bisa dibagi sistem pertemuan, pelatihan kepemimpinan, maupun sistem penghargaan.

Tujuan Support System (bila Anda berani berpendapat) hanyalah satu yaitu Duplikasi. Komponen lainnya hanya pelengkap saja frenn. Sebuah System bisa disebut System kalau bisa diduplikasikan dan menghasilkan pemimpin baru di dalam bisnis MLM.

Support System biasanya didirikan oleh Top Leader MLM nya agar mempermudah Leader didalam melatih, membina, mensupervisi, dan mengembangkan pemimpin berikutnya. Namun ada juga beberapa perusahaan MLM yang menciptakan Support Systemnya sendiri, dimana para Top Leader akan duduk sebagai dewan penasehat, dan yang membantu proses eksekusi sistem adalah staft staff yang digaji perusahaan MLM tsb.

Jebakan Program Support System

Sering kali karena punya pandangan dan kepentingan yang berbeda dengan manajemen bisnis MLM, maka banyak Top Leader merumuskan Program Sistem yang kadang kala cukup kaku dan tidak fleksibel dengan perkembangan jaman. Leader Leader tersebut terjebak dalam fanatisme yang berlebihan sehingga tidak bisa melihat peluang peluang lain dan kemungkinan kemungkinan lain untuk memperlengkap Program System yang dijalankan.

Ada juga sihh Top Leader yang cukup intens berhubungan dengan Management Bisnis MLM nya sehingga program system yang diluncurkan bisa seirama dengan program program perusahaan. Seirama bisa juga berarti meminjam momentum sehingga tidak terlalu berat dan memboroskan sumber daya ketika menjalankan program systemnya.


Program Produk

Tujuan dari Program tersebut tentulah memperkenalkan produk bisnis MLM nya dengan sebaik mungkin, dan mengharapkan penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun sehingga Leader Leader MLM juga merasakan penghasilan yang besar dari penjualan tsb.

Disini pengkategorian produk sangatlah penting, cukup aneh kadang kala saya melihat produk dari perusahaan MLM yang saling meng "kanibal" produknya sendiri. Disinilah sangat diperlukan intuisi bisnis yang tajam sehingga produk produk yang diluncurkan adalah memiliki pasar tersendiri dan potensi market yang masih besar (market belum jenuh)

Contohnya untuk produk meningkatkan imunisasi tubuh, kadang kala sampai ada beberapa jenis produk yang fungsinya mirip mirip. Mungkin pemikiran Management Bisnis MLM nya, daripada pasar saya dimakan kompetitor, baiknya saya makan sendiri lagi dengan produk baru yang mirip hehehe

Jebakan Program Produk

Jebakan dari Produk sering terjadi disaat peluncuran produk baru. Momentum dan saat yang tepat meluncurkan sebuah produk baru sangatlah penting, bisnis MLM adalah bisnis jaringan, dimana sangat menggantungkan omset perusahaan dari penjualan member membernya.

Bila peluncuran produk baru tsb tidak melalui proses diskusi, seleksi atau jajak pendapat lewat Top Top Leader, biasanya produk baru tersebut kurang mendapat dukungan leader leader dan seakan akan Management MLM tsb memasarkan sendiri ke member membernya.

Program Marketing

yaitu sejenis Program untuk mempromosikan bisnis MLM, produk, dan kadang kala digandeng dengan adanya campaign jalan jalan keluar negri. Tujuan Program Marketing sangat beragam, tergantung dari moment nya dan situasi kondisi yang terjadi.

Ada Program Marketing yang bertujuan menaikkan jumlah new member, ada yang bertujuan menambah bonus penghasilan leadernya, ada yang juga untuk mensukseskan produk baru yang dilaunching. Semua sah sah saja frennn yang penting program tsb tidak bertentangan dengan program system dan juga menjaga timing momentum nya dengan program produk.

Jebakan Program Marketing

Anda bisa terjebak bila bisnis Anda akan bergerak maju kalau hanya selalu mengharapkan booster atau campaign campaign marketing. Apalagi campaign yang diciptakan semakin menjauhkan Anda dari Program System yang sedang Anda jalanin sekarang ini.

Bagaimana menentukan Prioritas ?

Perusahaan MLM sering saya umpamakan adalah seperti Restoran Nasi Padang. Coba Anda bayangkan, bila memasuki Restoran Padang, ada apa apa saja yang tersajikan untuk Anda ? Banyak bukan ? Ada Gulai Kepala Ikan, Sambal Ikan, Dendeng Balado, Ayam Pop, Ayam Bakar, Cumi Goreng, Telor, dll wah wah wah jadi lapar neh frenn hehehe

Kalau Anda nanya ke karyawan restoran, makanan apa yang enak disana, kira kira Anda dapat jawaban apa ? hehehe "Semua enak tentunya !"

Tugas Anda adalah jeli melihat kondisi Anda sendiri, dan memilihkan menu makanan yang paling cocok dengan Anda, memang sesekali Restoran tsb menawarkan "Menu Baru" yah silahkan Anda coba dan rasakan enak atau tidak hehehe

Demikian Frennn dalam Anda menanggapi dan menentukan prioritas, Program System, Program Produk atau Program Marketing ? Tidak ada yang bisa berdiri sendiri, Anda harus mengkombinasikan dan mencari formula yang tepat untuk Group Anda.

Misalnya Anda sedang fokus menjalankan Program System dengan konsisten, mendadak muncul produk baru yang cukup menarik bagi Anda, dan ternyata waktu bersamaan diluncurkan juga campaign marketing yang menggiurkan.

Maka Anda harus berani memikirkan kembali, Program system yang saya jalankan akan lebih maju gak yah bila saya mempromosikan produk baru ini ? Terus selain daripada semua member member saya fokus jalankan program system, apakah campaign marketing ini membantu gak yah untuk mempercepat kesuksesan bisnis saya ? Bagaimana caranya saya mengedukasi member member saya agar tetap pada jalurnya di program system, namun mereka tetap bisa memanfaatkan momentum produk baru dan juga campaign marketing yang dikeluarkan perusahaan ?

Bila Anda menitik beratkan kepada bisnis jangka panjang dan kepingin passive income maka saran saya, Program System adalah yang harus diprioritaskan. Produk Baru dan Program Marketing haruslah mendukung Program System Anda !

Bila tujuan berbisnis Anda hanya menginginkan keuntungan langsung yang besar, maka Anda bisa fokus dengan Program Produk dan Program Marketing yang sedang berlangsung. Karena tentu saja yang namanya Program Produk ataupun Campaign Marketing, itu adalah bersifat season atau musiman dan biasanya menawarkan keuntungan langsung yang besar.

Pesan saya cuma satu frennn :
Pintar pintar mengambil Momentum namun bisnis Anda tidak boleh terjebak "Menunggu Momentum !"

Semoga bermanfaat !

Erwin Tanes
*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755

Jumat, 05 Juni 2015

Multi Level atau Direct Selling, manakah konsep bisnis MLM Anda ?

"Important Principles may and must be flexible" by Abraham Lincoln

Hai Frennnn, Tahun 2015 merupakan Tahun Peluang Usaha, dimulai dengan beberapa perlambatan ekonomi dan dollar semakin menguat dan menekan rupiah. Sampai dengan artikel ini diturunkan, 5 Juni 2015, satu dollar sudah hampir mencapai angka Rp. 12.300,-.

Dan tahun ini memicu pergerakan dari beberapa industri , salah satunya industri MLM. Banyak perusahaan MLM baru yang masuk ke pasar Indonesia dengan segudang penawaran dan peluang bisnis yang berbeda beda.

Banyak yang menawarkan sistem binary, ada yang berfokus kepada product, dan ada pula yang berkonsep direct selling. Sebenarnya konsep mana sih yang terbaik dan bila Anda adalah penggiat MLM, maka perlu ditanyakan Konsep MLM Anda yang dijalankan sekarang adalah konsep apa ? Pertanyaan selanjutnya, Konsep MLM Anda bertahan gak dalam krisis dan perkembangan jaman yang serba canggih ini ?

Balik ke Sejarah dulu

Kita akan kupas satu persatu frennn. Menilik dari sejarah industri penjualan langsung, yang juga pernah saya bahas di blog ini dalam judul yang berbeda, Industri Penjualan Langsung bermula dari konsep sederhana yang disebut "Direct Selling", itu sekitar tahun 1886 oleh sebuah perusahaan kosmetik yang bernama "AVON".

Konsep Direct Selling adalah Konsep dimana penjual menjual langsung ke end user atau konsumen. Tenaga Penjual tersebut tidak digaji oleh perusahaan namun mendapatkan komisi yang cukup tinggi berupa selisih harga modal (pabrik) dengan harga jual (konsumen).

Barulah di tahun 1930an muncul perusahaan supplemen "Nutrilite" yang juga menggunakan konsep direct selling namun dimodifikasi sedikit dimana penjual yang mampu merekrut penjual baru dan melatih mereka untuk memasarkan produk maka akan mendapatkan tambahan komisi. Nah pada waktu itu mulailah konsep Multi Level dijalankan.

Barulah di tahun 1956 berdirilah Shaklee, perusahaan yang benar benar berfokus kepada penjualan berkonsep MLM dan tahun 1959 berdirilah Amway. Kedua perusahaan tsb di Amerika.

Bila ditanya, Konsep Direct Selling pertama dipakai oleh perusahaan apa ? Jawabannya AVON di 1886. Sedangkan Konsep Multi Level pertama dipakai oleh Nutrilite di 1930an. Namun bila ditanya perusahaan MLM pertama di dunia, maka jawabannya adalah Shaklee di 1956.

Apa beda Fundamental Direct Selling dan Multi Level ?

Saya memecahkan perbedaan keduanya melihat dari berbagai sudut pandang sbb :

1. Omset Penjualan
Direct Selling mendapatkan omset penjualan dari seberapa pintarnya tenaga penjualnya dalam memasarkan produk produk mereka sedangkan konsep Multi Level mendapatkan omset penjualan dari seberapa banyak member mereka yang telah sadar akan kualitas produk mereka dan memakainya untuk pribadi.

2. Jaringan
Direct Selling memiliki jaringan penjual yang lebih sederhana. Fokus konsep ini adalah bagaimana tenaga penjual mereka bisa berkontribusi maksimal menghasilkan omset. Sedangkan Multi Level berfokus kepada duplikasi dan kedalaman jaringan atau member. Semakin banyak dan dalam jaringan member mereka, menandakan semakin stabil pendapatan mereka dari bisnis MLM nya.

3. Pendapatan atau Bonus
Bonus terbesar dari konsep Direct Selling hanya satu yaitu Bonus Penjualan. Mereka akan berfokus untuk menjual produk produk yang ber "komisi" besar atau produk yang komisi kecil namun "fast moving" tinggi. Slogan direct selling adalah "menjual banyak maka komisi akan banyak"

Sedangkan konsep Multi Level memiliki pandangan berbeda. Bonus dan Pendapatan mereka akan besar bila jaringan dan member mereka bisa berduplikasi dan membesar. Komisi untuk penjualan langsung di konsep ini tidak besar, namun komisi bila berhasil melatih jaringan biasanya cukup besar. Slogan Multi Level adalah "merekrut banyak maka member banyak, bila member banyak, maka omset banyak, dan bila omset banyak maka komisi atau bonus akan banyak pula"

4. Pendidikan atau Pelatihan
Direct Selling melatih member mereka lebih ke Pelatihan Penjualan dan Pengetahuan Produk. Mereka jarang sekali dilatih menjadi Pemimpin, maybe karena struktur jaringan yang sederhana, maka lebih praktis adalah melatih menjual dan langsung diturunkan ke lapangan untuk menjual.

Sedangkan Multi Level sangat menitik beratkan kepada pelatihan kepemimpinan, tentu ada juga pelatihan penjualan dan produk. Intensitas untuk meeting dan training di konsep ini terlihat jelas dari jadwal jadwal mingguan yang harus mereka ikutin dengan konsisten.

5. Support System
Direct Selling sejauh pengamatan saya jarang mengajarkan support system, karena keutamaan dari mereka adalah menjual, sedangkan Multi Level sangat butuh system karena mereka butuh pembinaan pemimpin baru dan duplikasi member member, bila tidak melalui system untuk dididik maka bakalan kacau frenn hehehe

6. Fokus Kerja
Direct Selling berfokus kerja bulanan, bagaimana mencapai target penjualan bulan demi bulan, memang ada juga target tahunan namun biasanya mereka lebih memprioritaskan omset bulanan yang tercipta.

Sedangkan konsep Multi Level selain daripada fokus target penjualan bulanan, mereka juga berfokus kepada pencapaian new member, mereka menganut paham bahwa "semakin banyak new member maka semakin baik untuk bisnisnya"

Mana yang terbaik ? Direct Selling or Multi Level ?

Tidak ada jawaban yang pasti frennn hehehe semua berdasarkan tujuan organisasi dan produk yang dipasarkan. Apa yang saya tuliskan hanya pendapat pribadi saya berdasarkan pengalaman yang cuma segelintir di industri MLM. Bila berkenan silahkan dishare, bila gak cocok silahkan diabaikan saja artikel ini hehehe

Produk Kosmetik dan Fashion biasanya menggunakan konsep Direct Selling sedangkan Produk Supplemen lebih banyak menggunakan konsep Multi Level. Namun jangan salah, sekarang banyak perusahaan MLM yang telah mengkombinasikan keduanya.

Seperti Quotes yang diucapkan Abraham Lincoln, Prinsip Sejati seharusnya bisa Fleksibel (maybe maksudnya fleksibel menurut perkembangan jaman dan situasi yang terjadi frenn hehehe). Konsep yang ketiga saya sebut "Konsep Kombinasi"

Konsep Kombinasi


Konsep ini diciptakan untuk mengambil manfaat dari Konsep Direct Selling (biasanya menawarkan bonus besar dari jualan) dan juga Konsep Multi Level (yang menawarkan bonus besar dari membina leader)


Konsep Direct Selling dipakai terutama untuk program member baru, bertujuan agar bagaimana member pemula nya tidak stagnan dan bisa beroleh komisi penjualan atau bonus yang besar diawal bergabung di bisnis mereka. Ingat Frennn salah satu alasan banyak member baru rontok di tahun tahun awal di MLM adalah mereka tidak mendapatkan cukup bonus di awalnya.

Konsep Multi Level dipakai terutama untuk menjaga leader leader yang diatas supaya bagaimana tetap berpenghasilan besar dan stabil maka disettingkan bonus pembinaan yang besar sehingga mereka fokus mengembangkan pemimpin baru.

Nah apa konsep bisnis MLM Anda ? Multi Level atau Direct Selling atau Kombinasi ?

Asal Anda nyaman, berprestasi, bonus masuk terus, memiliki kestabilan dan member Anda berkembang, maka konsep apapun adalah baik adanya. (ASAL BUKAN MONEY GAME hhehehe)

Semoga bermanfaat !

Salam Hebat Luar Biasa !
Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755