Rabu, 18 Februari 2015

Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?

“Bisnis yang bisa sustain (bertahan) adalah bisnis yang senantiasa menciptakan profit yang cukup” by Erwin Tanes

Bisnis MLM yang langgeng berarti bisnis yang harus bisa menjaga profit antara ketiga kepentingan, yaitu member, management dan karyawan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling menjaga keseimbangan satu sama lainnya.
 
Terlalu pro dan kontra terhadap yang satu akan mengakibatkan Bisnis MLM Anda menjadi goyah.

Pada kesempatan sebelumnya kita sudah membahas tentang elemen keuntungan bagi Distributor atau Member. Kali ini kita berbicara tentang “Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?”

Tentunya kita akan sama sama membahas tuntas tentang point kedua dari tiga elemen keuntungan yang harus seimbang dari sebuah perusahaan MLM.

2. Elemen Keuntungan bagi Management Perusahaan

Berbicara keuntungan yang wajar, banyak sekali mindset yang salah dari leader atau member MLM, kadangkala juga dari karyawan yang bekerja didalam perusahaan MLM tersebut.

“Sewajarnya perusahaan memberikan yang terbaik donk untuk kami kami yang merupakan ujung tombak di lapangan dalam memasarkan produk mereka” cetus seorang leader MLM dengan kesal karena terlambat membeli promo produk yang ditawarkan karena sudah habis stok hehehe

“Perusahaan khan untungnya banyak, omset naik terus, harusnya disharekan donk untuk karyawan lebih banyak, bonus tahunan digedekan, gaji dinaikkan lebih baik, tidak ada kita kita yang melayani para member, mau jadi apa tuh management MLM ?” sahut juga seorang karyawan yang merasa berkontribusi lebih di perusahaan MLM.

Kedua jenis “teriakan” tersebut sering saya dengar sewaktu masa saya bertugas sebagai Regional Wilayah di sebuah perusahaan MLM. Karena tugas saya mengharuskan saya berada di tengah tengah antara Leader MLM dengan Karyawan Cabang yang bertugas. Kadang kala lapis tiga lagi wakakak, antara Leader MLM, Karyawan Cabang, dan juga Management Perusahaan.

Orang bilang kalau jadi orang tengah paling susah hehehe karena kejepit terus menerus, disisi lain mau bela kepentingan management yaitu omset dan profit, disisi satu lagi, perlu pendekatan dengan leader MLM yang kadang kala menuntut program yang terlalu tidak masuk akal, dan juga mesti menangani karyawan cabang yang mengeluh ini dan itu.

Jadi kalau ditanya berapa lapis ? Ratusan hehehehe

Kembali ke cerita profit untuk management perusahaan. Sebuah bisnis MLM yang sehat haruslah memberikan profit yang "cukup" untuk perusahaan dan pemegang sahamnya.

Profit yang cukuplah yang memungkinkan management perusahaan untuk bisa melakukan berbagai manuver korporasi, seperti ekspansi buka daerah baru, menambah lini produk baru, dan merancang program program marketing terbaru.

Nah beberapa perusahaan MLM cukup “ciamik” dalam meramu Program Program Inovatif seperti ini. Mungkin karena management puncaknya berpusat di beberapa orang saja jadi mudah ambil keputusan, bisa jadi memang merupakan MLM dari luar negri yang biasanya memiliki budget program yang lebih besar dari MLM local.

Profit terlalu kecil untuk management perusahaan ?

Kondisi ini bila terjadi maka siap siaplah bangkrut dan perusahaan tidak mampu bayar bonus member MLM nya dan juga gaji karyawan. Kalau sekedar cukup saja, maka perusahaan MLM nya akan kena sindrom “mati suri”, yaitu hidup segan, mati tak mau hehehe.

Yah tentu saja mati suri, karena perusahaan gak punya dana lebih yang bisa diputarkan untuk ekspansi, program baru, dll karena hidupnya pas pas an saja hehehe.

Anda cermati di Indonesia sekarang ini, banyak perusahaan MLM yang terjebak di kondisi “mati suri”. Beberapa MLM seperti itu mulai ditinggalkan leader atau member yang jeli melihat kondisi perusahaan. Kalaupun masih ada, hanya sisa leader leader senior yang kurang produktif. Leader leader muda yang masih enerjik dan bermimpi besar akan mencari perusahaan MLM yang sevisi misi dengan mereka.

Atau juga karyawan yang berprestasi pada hengkang untuk berkarir di perusahaan MLM lainnya atau di bidang lainnya.

Profit yang diambil terlalu besar ?

Management dan Pemegang Saham akan bertambah kaya dan makmur, namun profit bila tidak dikembalikan sebagian ke member MLM balik (dalam bentuk program insentif dll) atau ke karyawan (kesejahteraan staff) maka perusahaan tersebut juga akan ditinggal pergi member MLM dan karyawannya.

Perusahaan MLM seperti ini biasanya booming di 1 sd 2 tahun pertama didirikan dan setelah pemegang saham berlimpah dan lebih sejahtera maka mereka mulai  memikirkan bisnis lain dan tidak fokus lagi di Industri MLM yang awalnya memberikan mereka profit.

Karena tujuan mereka hanyalah profit dan keuntungan saja tanpa memikirkan tanggung jawab di perusahaan, karyawan dan member MLM  khususnya dan juga Industri MLM pada umumnya.

Profit harus “cukup” menguntungkan !

Cukup berarti ada simpanan dana bila suatu saat perusahaan terkena krisis dan butuh dana cadangan untuk bertahan hidup.
Cukup berarti bila diperlukan untuk ekspansi bisnis, ada dananya.
Cukup berarti memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menghargai yang berprestasi.
Cukup berarti secara teratur merancang program program inovatif bagi member supaya membantu member didalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Cukup berarti bisa memuaskan pemegang saham sehingga hasil investasi mereka (diawal awal perusahaan didirikan) menjadi terbayarkan.

Bagaimana dengan MLM Anda ?

Semoga bermanfaat !

Next Artikel kita membahas "Elemen Keuntungan bagi Karyawan Perusahaan MLM"

“Relakah Perusahaan MLM Anda dalam berinvestasi kedalam organisasi dan SDMnya ?”

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai perusahaan dan instansi pemerintahan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755


Tidak ada komentar:

Posting Komentar