Jumat, 01 Mei 2015

Mitos Salah Anak Muda ttg MLM Part 1.

“Miracles happen everyday, change your perception of what a miracle is and you’ll see them all around you.” Jon Bon Jovi  

Berbicara tentang anak muda dan MLM, dan sebelum kita bercengkerama tentang mitos salah dari anak muda tentang MLM, ada baiknya kita meninjau terlebih dulu tentang sejarah MLM di Indonesia frennn.

Sejarah MLM di Dunia

MLM di dunia bermula di tahun 1886 di New York, oleh sebuah perusahaan parfum. Dulunya tidak dikenal skema MLM, hanya berupa direct selling. Menjual parfum langsung ke customer. Tahun 1939, perusahaan tersebut berganti nama menjadi AVON. 

Yes ...  Avon adalah perusahaan direct selling tertua di dunia. Sekarang perusahaan tsb sudah menjadi perusahaan global di lebih dari 50 negara. Sayang nasibnya beda di Indonesia, Avon menyerah setelah bersaing ketat dengan berbagai produk kosmetika, sehingga 2006 menutup pabrik dan operational di Indonesia.

Tahun 1930an, sebuah perusahaan supplemen memberikan komisi extra untuk tenaga penjualnya yang mau merekrut dan melatih tenaga penjual yang baru. Nah barulah di Tahun 1950an berdiri beberapa perusahaan supplemen yang memang berfokuskan memasarkan produknya melalui skema tenaga pemasaran berjenjang. Saat itulah nama Multi Level Marketing mulai dikenal.

Sejarah MLM di Indonesia

Sedangkan MLM di Indonesia dimulai sejak tahun 1980an dimana sebuah perusahaan lokal Indonesia memasarkan produknya melalui Skema Jaringan tsb. Mulailah saat itu satu persatu perusahaan MLM bertumbuh, baik itu perusahaan lokal maupun perusahaan asing yang membuka bisnisnya di Indonesia.

Puncak masa keemasan industri MLM ada di tahun 2000an dimana Indonesia baru saja melewati krisis moneter dan mulai bergeliat bangkit. Demikian juga banyak karyawan, pebisnis dan profesional yang sewaktu krisis terkena imbas dan lantas kemudian membanting setir menggeluti MLM serta berhasil.

Maka di jaman tersebut muncullah yang terkenal dengan istilah Pebisnis MLM atau Leader MLM. Figur sukses di Bisnis MLM terdapat di berbagai kalangan, dari usia muda sampe tua, dari kalangan anak muda, pengangguran, profesional bahkan sampe dokter dan guru menggeluti bidang ini.

Munculnya Era Internet dan Digital

Seiring dengan perkembangan teknologi dan jaman, muncullah era internet dan digital. Era ini juga terjadi di tahun 2000an sehingga memunculkan sebuah istilah baru yang disebut Pebisnis Online. Tambah lagi satu alternatif bisnis yang layak digeluti, selain MLM, Asuransi, Properti, Broker Saham, dsbnya.

Munculnya beberapa pesaing industri lain, memicu persaingan ketat dalam perekrutan member MLM. Apa yang ditawarkan MLM yaitu sebuah peluang untuk kaya, jugalah ditawarkan oleh banyak bisnis lain spt : bisnis online, asuransi, properti, broker saham, dsbnya.





Lifestyle sudah berubah

Dan berbarengan dengan masa tersebut, Leader Leader Muda yang sukses di Jaman Keemasan MLM di tahun 200an juga mulai berusia matang alias senior. Beberapa sudah menikah dan memiliki anak, beberapa masih lajang namun sudah matang dalam bisnis dan kehidupannya.

Lifestyle dan kenyamanan hidup sudah datang menghampiri mereka. Kebiasaan dalam membina jaringan anak anak muda mulai teralihkan dan bercabang dengan memikirkan omset untuk group bisnis pribadi. Tentu saja karena dasar utama  perhitungan bonus bagi Leader MLM adalah datang dari omset penjualan dan tidak semata mata dari rekrutmen saja.

Jiwa Pendobrak dan Penerobos Kesuksesan sudah berganti menjadi Jiwa yang Status Quo. Menjaga kestabilan dan pertumbuhan omset serta jaringan. Keberanian yang menggebu gebu dimasa muda sudah mulai teralihkan dengan menjaga keseimbangan.

Revolusi perlu dijalankan

Beberapa diantara mereka, ada yang cukup cerdik dengan mulai mengatur pembinaan kembali group anak muda di jaringannya. Kegiatan demi Kegiatan dijalankan untuk menggandeng anak muda.

Beberapa juga dibantu oleh perusahaan MLMnya yang juga sudah mulai mengendus bahwa bakalan terjadi permasalahan bila Generasi Anak Muda yang menjalankan MLM tergerus oleh semakin bervariatifnya pilihan untuk sukses di masa sekarang ini.

Yes, benar terjadi di Industri MLM di Indonesia. Anda cermati beberapa perusahaan MLM yang sudah usia senior dan coba Anda perhatikan, berapa banyak group anak muda didalam jaringan bisnis mereka ? Sangat sangat sedikit sekali frennn, bandingkan dengan beberapa perusahaan MLM baru, atau Maaf "Money Game", Group anak muda mereka bahkan lebih banyak hahahaha


Industri lain juga fokus jaringan

Fenomena ini tidak hanya terjadi di dunia MLM, di dunia Asuransi juga sama, ada beberapa perusahaan asuransi yang sangat senior umurnya, ternyata agen didalamnya kebanyakan sudah uzur usianya. Yah tentunya bisnis mereka hanya akan sepanjang usia agen asuransi mereka hahahah.

Beberapa perusahaan asuransi yang cerdik mulai membuat support system, melatih agen agennya, mengajarkan berbagai keahlian menjual, Tujuannya cuma satu, yaitu supaya regenerasi agen agen nya bisa tercipta dan bisnis mereka bisa long lasting.

Anda tentu tahu khan perusahaan asuransi yang mana ? 
Terus pertanyaannya, mereka belajar buat support system dari mana ?
Dari Industri MLM donk frennnn 


Jangan asal berubah

Kembali ke Industri MLM, Beberapa Perusahaan MLM sudah mulai bergerak, Program Promosi segera diubah, Teknologi mulai diperbaiki, Penghargaan untuk kesuksesan Leader Usia Muda juga dicanangkan, bahkan beberapa sudah mulai mencetuskan komunitas pengusaha muda di bisnis MLM nya. 

Ya... semua cukup membantu namun bukan segalanya untuk membangun komunitas anak muda tsb.

Harus ada perubahan mindset, revolusi mental, perubahan sudut pandang, dan tentu keberanian melakukan investasi ulang ke Group Anak Muda.

Perubahan yang seperti apakah yang dibutuhkan ?

Tidak ada jawaban mutlak terhadap pertanyaan tsb. Namun mungkin jawabannya bisa jadi adalah meluruskan beberapa Mitos Mitos yang Salah dari Anak Muda tentang MLM.

Beberapa Mitos yang Salah sbb :

1. MLM identik dengan Menjual dan saya tidak senang menjual

2. MLM identik dengan Perkumpulan Orang Tua.

3. MLM tidak mendatangkan "Fast Money".

4. MLM tidak Fleksibel dan mengikat (meeting melulu)

5. MLM sudah ketinggalan jaman dan lambat.

6. MLM produknya tidak cocok untuk Anak Muda.

7. Leader yang sukses di MLM banyak Orang Tua.

Bagaimana untuk meluruskan mitos mitos yang salah tsb ?
Saya tantang Anda, pebisnis MLM untuk menjawabnya hehehe

Semoga bisnis MLM Anda selalu berpondasikan jaringan dan tetap konsisten membina Group Anak Muda.

Cara boleh berubah, program boleh berbeda, strategi boleh bervariasi namun Prinsip MLM tetap sama sepanjang masa, yaitu "JARINGAN" ! Semoga bermanfaat .....

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar