Senin, 23 Februari 2015

Relakah Perusahaan MLM Anda berinvestasi kedalam organisasi dan SDMnya ?

“The Growth and Development of people is the highest calling of a leader“ by John C Maxwell.

MLM merupakan sebuah bisnis yang unik dan sungguh merupakan terobosan terbaru di dunia wirausaha dalam dekade terakhir ini, tentunya selain bisnis internet yang belakangan ini booming.

Banyak pengusaha pengusaha MLM yang sukses luarbiasa di bisnis mereka masing masing yang kalau dipikir pikir dengan profile dan latar belakang mereka di bisnis konvensional, maybe tidak akan sesukses di MLM.

MLM memungkinkan seorang ibu rumah tangga menjadi sukses luar biasa.
MLM juga memungkinkan seorang yang tidak berpendidikan tinggi bisa sukses.
MLM juga memungkinkan seorang pengusaha yang stress menjalankan rutinitas bisnis menjadi sangat enjoy dan santai karena kebebasan memilih waktu untuk berbisnis.
MLM juga memungkinkan banyak pemuda Indonesia yang bebas waktu, berpenghasilan lumayan dan keliling dunia gratis.

Itulah MLM dengan segala keunikannya. Tentunya kita semua paham dan memahami, yang mana adalah MLM Murni dan yang manakah "Money Game" yang berkedok MLM hehehe.

Beberapa minggu lalu kita telah membahas tentang elemen keuntungan bagi perusahaan dan bagi seorang member MLM. Kesempatan kali ini kita akan membahas elemen keuntungan bagi Karyawan MLM itu sendiri.

3. Elemen Keuntungan bagi Karyawan Perusahaan MLM.

Saya teringat sebuah statement yang luar biasa, “Mau lihat sukses dari seorang pemimpin, lihat saja kesuksesan dari pengikutnya”

Statement ini benar benar teruji di dunia nyata. Bila boleh saya plesetkan sedikit untuk disesuaikan dengan topic kali ini maka “Mau lihat masa depan bisnis MLM sebuah perusahaan maka lihat saja bagaimana mereka menangani dan menghargai karyawannya”

Seperti juga quote yang saya kutip dari John C Maxwell, sedikit saya cocokkan dengan topik kita yaitu bahwa "Pertumbuhan dan Pengembangan dari para pengikut (karyawan MLM) merupakan Panggilan Tertinggi bagi seorang Leader (Management MLM)"

Apalagi di bisnis MLM yang banyak godaan godaan sehingga karyawan MLMnya berpikiran mau juga sukses di bisnis MLM tsb. Tentunya perusahaan MLM yang sehat mempunyai kode etik yang tegas menyatakan bahwa karyawan MLM dilarang untuk bermain atau menggeluti bisnis MLM nya.

Namun itu tidak menjadi satu solusi mutlak bahwa karyawan MLM tersebut tidak tergoda menjalankan bisnis MLM tsb. Bisa saja mereka masuk member dengan menggunakan nama orang tua, suami, adik, dll agar bisa juga menikmati bonus dari bisnis MLM perusahaan tsb. Biasanya juga bila sudah terjebak di posisi tersebut maka karyawan MLM tersebut tidak bisa melayani member member lainnya dengan baik dan netral lagi.

Dan bila dicermati, Perusahaan MLM banyak mengadakan Program Pelatihan dan Motivasi yang ditujukan bagi Member MLM, tentunya para member MLM akan terupgrade ilmunya dan lebih maju dalam pengembangan dirinya.

Sayang banyak Perusahaan MLM yang lupa mengupgrade kemampuan karyawannya dengan Program Pelatihan dan Motivasi hehehe sehingga kepincangan mindset dan kualitas diri menjadi tidak berimbang disini.

Jadi apa solusi terbaiknya ?

Management MLM yang cerdik selalu mampu inovatif dalam menciptakan keuntungan bagi karyawan MLM, seperti karir yang jelas, insentif bulanan dan tahunan, bahkan beberapa perusahaan sampai memberikan insentif berupa tour keluar negri gratis bagi karyawan MLM yang berprestasi dan senior.

Bukan hanya itu saja, keuntungan juga bisa dalam bentuk kesempatan mengikuti pelatihan dan seminar motivasional yang bisa memompa semangat dan etos kerja dari karyawan MLM tersebut.

Hal lain juga adalah memberikan penghargaan yang “cukup seimbang” dengan penghargaan yang biasanya Management berikan kepada Leader atau member MLMnya. 

“Cukup Seimbang” bisa bermakna, setinggi tingginya penghargaan bagi seorang leader MLM, yah tetap haruslah memberikan penghargaan setimpal juga untuk karyawan MLM yang berprestasi juga. 

Bukankah internal customer bagi management adalah “Karyawan itu sendiri” ?
Sindrom ini yang sering dilupakan banyak perusahaan MLM lainnya di Indonesia. 

Seperti pepatah yang mengatakan “Mau melayani Singa (Leader MLM), maka setidaknya Anda melatih karyawan MLM Anda seperti seekor Harimau” Yah kalau kambing yang melayani singa maka selalulah kambing tersebut diterkam hehehehe

Soo melihat Masa Depan bisnis MLM, bolehlah kita sedikit banyak melihat bagaimana keseimbangan pengaturan keuntungan antara Leader, Management, dan Karyawan MLM itu sendiri.

What’s about your MLM ?

Next time kita akan membahas tentang "4 pilar penting bagi sebuah bisnis MLM" agar bisa berdiri kokoh dan mempunyai sustainability dengan persaingan yang ketat di dunia bisnis.



Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes


*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi pemerintahan dan perusahaan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755

Rabu, 18 Februari 2015

Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?

“Bisnis yang bisa sustain (bertahan) adalah bisnis yang senantiasa menciptakan profit yang cukup” by Erwin Tanes

Bisnis MLM yang langgeng berarti bisnis yang harus bisa menjaga profit antara ketiga kepentingan, yaitu member, management dan karyawan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang saling menjaga keseimbangan satu sama lainnya.
 
Terlalu pro dan kontra terhadap yang satu akan mengakibatkan Bisnis MLM Anda menjadi goyah.

Pada kesempatan sebelumnya kita sudah membahas tentang elemen keuntungan bagi Distributor atau Member. Kali ini kita berbicara tentang “Relakah Leader MLM memberikan keuntungan bagi Perusahaan MLMnya ?”

Tentunya kita akan sama sama membahas tuntas tentang point kedua dari tiga elemen keuntungan yang harus seimbang dari sebuah perusahaan MLM.

2. Elemen Keuntungan bagi Management Perusahaan

Berbicara keuntungan yang wajar, banyak sekali mindset yang salah dari leader atau member MLM, kadangkala juga dari karyawan yang bekerja didalam perusahaan MLM tersebut.

“Sewajarnya perusahaan memberikan yang terbaik donk untuk kami kami yang merupakan ujung tombak di lapangan dalam memasarkan produk mereka” cetus seorang leader MLM dengan kesal karena terlambat membeli promo produk yang ditawarkan karena sudah habis stok hehehe

“Perusahaan khan untungnya banyak, omset naik terus, harusnya disharekan donk untuk karyawan lebih banyak, bonus tahunan digedekan, gaji dinaikkan lebih baik, tidak ada kita kita yang melayani para member, mau jadi apa tuh management MLM ?” sahut juga seorang karyawan yang merasa berkontribusi lebih di perusahaan MLM.

Kedua jenis “teriakan” tersebut sering saya dengar sewaktu masa saya bertugas sebagai Regional Wilayah di sebuah perusahaan MLM. Karena tugas saya mengharuskan saya berada di tengah tengah antara Leader MLM dengan Karyawan Cabang yang bertugas. Kadang kala lapis tiga lagi wakakak, antara Leader MLM, Karyawan Cabang, dan juga Management Perusahaan.

Orang bilang kalau jadi orang tengah paling susah hehehe karena kejepit terus menerus, disisi lain mau bela kepentingan management yaitu omset dan profit, disisi satu lagi, perlu pendekatan dengan leader MLM yang kadang kala menuntut program yang terlalu tidak masuk akal, dan juga mesti menangani karyawan cabang yang mengeluh ini dan itu.

Jadi kalau ditanya berapa lapis ? Ratusan hehehehe

Kembali ke cerita profit untuk management perusahaan. Sebuah bisnis MLM yang sehat haruslah memberikan profit yang "cukup" untuk perusahaan dan pemegang sahamnya.

Profit yang cukuplah yang memungkinkan management perusahaan untuk bisa melakukan berbagai manuver korporasi, seperti ekspansi buka daerah baru, menambah lini produk baru, dan merancang program program marketing terbaru.

Nah beberapa perusahaan MLM cukup “ciamik” dalam meramu Program Program Inovatif seperti ini. Mungkin karena management puncaknya berpusat di beberapa orang saja jadi mudah ambil keputusan, bisa jadi memang merupakan MLM dari luar negri yang biasanya memiliki budget program yang lebih besar dari MLM local.

Profit terlalu kecil untuk management perusahaan ?

Kondisi ini bila terjadi maka siap siaplah bangkrut dan perusahaan tidak mampu bayar bonus member MLM nya dan juga gaji karyawan. Kalau sekedar cukup saja, maka perusahaan MLM nya akan kena sindrom “mati suri”, yaitu hidup segan, mati tak mau hehehe.

Yah tentu saja mati suri, karena perusahaan gak punya dana lebih yang bisa diputarkan untuk ekspansi, program baru, dll karena hidupnya pas pas an saja hehehe.

Anda cermati di Indonesia sekarang ini, banyak perusahaan MLM yang terjebak di kondisi “mati suri”. Beberapa MLM seperti itu mulai ditinggalkan leader atau member yang jeli melihat kondisi perusahaan. Kalaupun masih ada, hanya sisa leader leader senior yang kurang produktif. Leader leader muda yang masih enerjik dan bermimpi besar akan mencari perusahaan MLM yang sevisi misi dengan mereka.

Atau juga karyawan yang berprestasi pada hengkang untuk berkarir di perusahaan MLM lainnya atau di bidang lainnya.

Profit yang diambil terlalu besar ?

Management dan Pemegang Saham akan bertambah kaya dan makmur, namun profit bila tidak dikembalikan sebagian ke member MLM balik (dalam bentuk program insentif dll) atau ke karyawan (kesejahteraan staff) maka perusahaan tersebut juga akan ditinggal pergi member MLM dan karyawannya.

Perusahaan MLM seperti ini biasanya booming di 1 sd 2 tahun pertama didirikan dan setelah pemegang saham berlimpah dan lebih sejahtera maka mereka mulai  memikirkan bisnis lain dan tidak fokus lagi di Industri MLM yang awalnya memberikan mereka profit.

Karena tujuan mereka hanyalah profit dan keuntungan saja tanpa memikirkan tanggung jawab di perusahaan, karyawan dan member MLM  khususnya dan juga Industri MLM pada umumnya.

Profit harus “cukup” menguntungkan !

Cukup berarti ada simpanan dana bila suatu saat perusahaan terkena krisis dan butuh dana cadangan untuk bertahan hidup.
Cukup berarti bila diperlukan untuk ekspansi bisnis, ada dananya.
Cukup berarti memperhatikan kesejahteraan karyawan dan menghargai yang berprestasi.
Cukup berarti secara teratur merancang program program inovatif bagi member supaya membantu member didalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
Cukup berarti bisa memuaskan pemegang saham sehingga hasil investasi mereka (diawal awal perusahaan didirikan) menjadi terbayarkan.

Bagaimana dengan MLM Anda ?

Semoga bermanfaat !

Next Artikel kita membahas "Elemen Keuntungan bagi Karyawan Perusahaan MLM"

“Relakah Perusahaan MLM Anda dalam berinvestasi kedalam organisasi dan SDMnya ?”

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai perusahaan dan instansi pemerintahan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755


Senin, 09 Februari 2015

Mengapa Bonus Tinggi di MLM bukanlah segala galanya ?

"Uang memang bukan segalanya, namun segalanya butuh uang !"

Ini adalah statement yang sering dilontarkan beberapa Leader atau Member MLM ketika mereka melakukan prospecting kepada calon member. Sebuah perkataan yang sangat benar dan menohok banyak orang bahwasanya banyak diantara kita merasakan perlu tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin meningkat.

Namun banyak pula masyarakat Indonesia yang masih malu malu kucing ketika memikirkan penghasilan tambahan apalagi jalankan MLM .... OMG ......

Kembali ke topik utama kita, mengapa saya membuat judul yang menyatakan bahwa Bonus Tinggi di MLM bukan segala galanya ? kok jadi paradoks hehehe diawal saya cerita uang penting, trus judulnya malah bertolak belakang ?

Saya setuju uang (bonus) itu penting namun bukan segala galanya untuk sebuah perusahaan MLM sukses di Indonesia.

Banyak Perusahaan MLM di Indonesia belakangan ini sangat pede, hanya bermodalkan perhitungan bisnis yang bisa menghasilkan bonus tinggi sudah berkoar koar bahwa bisnisnya yang paling menguntungkan.

"Pokoke dijamin deh, Anda akan untung kalau bergabung dengan bisnis ini dan langsung menjadi jutawan" Itulah sepenggal janji yang sering ditawarkan leader MLM tsb.

Buktinya perusahaan MLM dengan penawaran bombastis seperti ini sering kita lihat seperti pergerakan komet di angkasa. Cahayanya terang, maybe ada bunyinya, letupan letupan kecil, kadang mengeluarkan api namun sayang kebanyakan masa hidupnya hanya sebentar saja.

Bonus yang tinggi tidak salah frennn, itu salah satu pemikatnya, namun bagi frennn yang menjalankan atau akan menjalankan bisnis MLM baiknya melihat kepada ketiga keseimbangan ini, yaitu Keseimbangan antara keuntungan bagi seorang member MLM, bagi Management Perusahaan, dan juga bagi Karyawan yang bekerja didalamnya.

Di artikel kali ini kita membahas point pertama dulu.

Elemen Keuntungan bagi Distributor atau Member.

Perusahaan MLM bisa survive,bertahan hidup, dan menjadi besar adalah merupakan kontribusi dari member yang konsisten memasarkan produk dan menghasilkan omset bagi perusahaan. Maka seyogianya pembagian bonus atau keuntungan untuk mereka haruslah "cukup" menarik dan menguntungkan.

Saya memakai kata "cukup" untuk memaknai bahwa bonus tinggi bukan satu satunya cara bagi sebuah perusahaan MLM untuk survive dan mempertahankan kesetiaan dari leader dan membernya.

Banyak kok bisnis lainnya yang mempunyai keuntungan lebih besar dari sekedar bonus di bisnis MLM, namun jangan tanya modal awalnya berapa yah ? wakakakak.

Bonus yang terlalu tinggi sampai tidak masuk diakal (biasanya sih MONEY GAME yang berkedok MLM) akan mengurangi profit perusahaan.

Dan Profit yang berkurang akan membuat Perusahaan tidak sehat, dan berakhir juga dengan mengurangi berbagai fasiltas karyawan atau perusahaan itu sendiri.

Karyawan yang demotivasi akan menurunkan tingkat pelayanan dan ujung ujungnya berimbas kembali kepada bisnis MLM yang dijalankan member member tsb.

"Gak papa lah, yang penting ane yang jadi membernya dapat bonus yang tinggi"

Kalau frennn yang setuju statement diatas maka siap siaplah frenn mendapat julukan "Kodok MLM"

Karena hanya senantiasa melompat sana lompat sini untuk mendapatkan bonus tinggi dari beberapa MLM yang berbeda.

Hati hati frennn lama kelamaan konsumen atau pelanggan frennn akan kesal, bentar nawarin produk ini, bentar nawarin itu, hehehehe. Bisa bisa tingkat kepercayaan konsumen frennn akan tergerus gara gara jurus "Kodok MLM" yang frenn jalankan.

"Kalau bonus MLM nya terlalu kecil ?"

Yahhh gak usah ditanya lagi, Leader dan Member MLM akan kabur sendirinya wakakak. Harusnya yah keuntungan bisnis MLM nya berbanding lurus dengan tingkat kesulitan memasarkan produk tersebut.

"Soo bagaimana ?"

Banyak kok keuntungan menjakankan bisnis MLM yang tidak didapatkan oleh bisnis lain, seperti lebih santai mengatur waktu, modal lebih kecil dibanding beberapa bisnis lainnya, lebih enjoy karena setiap tahun selalu ada insentif tour keluar negri, ada meningkatkan pengembangan pribadi mereka, dan masih banyak lagi.

Dan sekarang banyak perusahaan MLM berlomba lomba untuk merancang Program Keuntungan tsb sehingga menjadi Satu Paket Program Keuntungan yang menarik. (Ingat loh frennn saingan Bisnis MLM bukan dari sesama MLM lagi, namun dari Bisnis Konvensional, Bisnis Online, Peluang Agen Asuransi, Agen Properti, Broker Saham dan banyak lagi )


Semua dilakukan agar para eksekutif, member pemula, dan prospek menjadi tertarik menjalankan Bisnis MLM mereka bahkan untuk Leader MLM yang sudah berpengalaman agar meninggalkan jurus "Kodok MLM" untuk menjadi "Merpati MLM" yang selalu setia hehehe.

Bagaimana dengan MLM Anda ?

Semoga bermanfaat !

Next Artikel kita membahas "Elemen Keuntungan bagi Management perusahaan MLM"

Salam Hebat Luar Biasa !

Erwin Tanes

*Penulis adalah seorang mantan Senior Regional Manager di sebuah Perusahaan MLM terkemuka di Indonesia. Sekarang beliau aktif memberikan pelatihan dan seminar diberbagai instansi perusahaan dan pemerintahan. Beliau juga aktif menulis artikel dan buku terutama tentang pengembangan diri. Beliau bisa dihubungi di nomor 0812 609 4755

Kamis, 22 Januari 2015

Sederhana dalam bertutur kata, Santun dalam bergaul, Sukses dalam berbisnis.

"Orang Sukses selalu kelebihan satu cara, Orang Gagal selalu kelebihan satu alasan"

Kemarin lalu saya baru berkunjung ke rumah seorang teman lama di wilayah Sunggal, sebuah daerah kecil yang ditempuh sekitar 30 menit lah dari pusat kota Medan. Teman lama ini telah menjadi Mitra Usaha di perusahaan lama saya berkarier. Sewaktu 4 tahun yang lalu, ketika saya ditugaskan di Jakarta, saya sempat lost contact dengan teman ini.

"Tempat Anda bagus yah, usaha pendidikan les private anda juga berkembang baik"

Yahh, teman saya ini sudah beralih profesi menjadi Guru Les Private dan membuka kelas di rukonya di daerah Sunggal. Sebuah usaha yang banyak orang masih memicingkan sebelah mata karena maybe banyak orang masih merasa bukanlah usaha yang menjanjikan, bukan bisnis yang profesional, ataupun bisnis yang bisa dibanggakan.

Persepsi banyak orang sebenarnya salah tentang usaha ini. Usaha Les Private ini merupakan salah satu cikal bakal dari usaha pendidikan yang mempunyai pangsa pasar besar sekali, bisa saja kalau berkembang menjadi buka sekolah, buka les atau kursus yang lebih formal dan memberikan sertifikasi kelulusan kepada anak muridnya.

"Terima kasih pak, yah inilah yang saya tekuni belakangan ini dengan istri saya."

Itu jawaban dari teman lama saya dengan penuh kerendahan hati. Kalau boleh jujur saya berkata, teman lama saya ini terhitung sukses dalam usahanya, apalagi bila kita bandingkan dengan orang lain seusia beliau. Hal ini terlihat dengan jelas dari banyaknya anak muridnya yang les di sana.

Saya kenal beliau sudah cukup lama, bila dihitung sudah sekitar 8 sd 9 tahun yang lalu. Dari dulu memang saya sudah mempunyai feeling bahwa anak ini bakalan sukses. Bukan dilihat dari kepintarannya, bukan juga kemampuan bicaranya, bukan juga karena latar belakang keluarganya.

Namun yang terutama sikap positifnya dan sikap rajin yang selama ini ditunjukkan beliau semasa masih aktif di bisnis lamanya. Beliau merupakan sosok pemuda yang aktif, bersemangat dan tidak pernah menyerah dalam menjalankan bisnisnya. Nyata nyatanya beliau telah memupuk hasil dari semua perjuangannya selama ini.

Setelah balik dari berkunjung ke rumah teman lama tsb, saya semakin merenung dan mendapati bahwa kebenaran pada statement ini "Sukses tidaknya seseorang sangat tergantung sikapnya dalam menjalankan hidup ini"

Sangat sederhana dan simpel namun perlu integritas dalam menjaga sikap kita supaya tetap positif dan pantang menyerah.

Sederhana dalam bertutur kata, Santun dalam bergaul, Sukses dalam berbisnis !

Yuk sama sama kita belajar Etos Bekerja tsb !
Semoga bermanfaat !


Selasa, 13 Januari 2015

Manusia yang sebenar benarnya !

"Si Tou Timou Tumou Tou"
"Manusia Hidup untuk Memanusiakan Manusia yang lainnya"

Sam Ratulangi, seorang Pahlawan Bangsa yang menyerukan ucapan ini, sangat menghentak dan menggetarkan sanubari kita semua terutama untuk Orang Sulawesi dan Manado khususnya.

Sewaktu dulu berdinas, saya sering mengunjungi Kota Manado, dan tulisan tsb selalu menghiasi Bandara di Manado bahkan menggunakan Nama Pahlawan tsb sebagai Nama Bandara yaitu Bandara Sam Ratulangi.

Saya bukan ahli sejarah juga bukanlah orang Manado, namun dari beberapa Kliping dan Cerita Sejarah tentang Tokoh ini yang membuat saya terkagum kagum. Sekolah di Luar Negri, mendapatkan pendidikan terbaik di luar sana, namun tetap mengingat "bangsa"nya yang sedang terpuruk di Indonesia.

Memiliki kecerdasan diatas rata rata, banyak orang dimasa tsb menyayangkan mengapa beliau tidak melanjutkan menjadi Dokter malahkan berkeinginan menjadi Guru Ilmu Pasti di Universitas Amsterdam tahun 1915. Melanjutkan sekolah kembali di Swiss dan mendapatkan Gelar Doktor di Universitas Zurich tahun 1919.

Namun akhirnya kembali ke Indonesia dan berjuang bersama Pahlawan Pahlawan Bangsa yang lain untuk memerdekakan Indonesia. Tragisnya Hidup Beliau berakhir di tahanan di Jakarta karena melawan Agresi Militer Belanda yg kedua.

Seorang Sam Ratulangi merupakan seorang pahlawan sejati, meninggalkan kenyamanan untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Di dunia hanya ada satu orang Sam Ratulangi, tidak ada lagi yang lainnya. Namun semangatnya, daya juangnya, keperduliannya, dan kecintaan akan tanah air Indonesialah yang perlu kita teladani. Bukan hanya itu, namun nilai sejarahnya patut diceritakan dan digaung gaungkan untuk generasi muda penerus bangsa. Bahwa di jaman dahulu, ada seorang pahlawan kemerdekaan yang bernama "Sam Ratulangi"

Wahai anak anak muda Indonesia ! Jadilah Sam Ratulangi berikutnya !
Jadilah Pahlawan bagi Keluarga Anda !
Si Tou Timou Tumou Tou !

Jumat, 02 Januari 2015

Pertanyaan anak saya di awal tahun 2015

"The Capacity to Learn is a Gift; The Ability to Learn is a Skill; The Willingness to Learn is a Choice" by Brian Herbert

"Papi, Jadi Orang Besar sepertinya lebih enak jadi anak anak yah ?"

Pertanyaan dari anak saya usia 8 tahun cukup mengusik saya di hari pertama tahun baru 2015. Pertanyaan ini terlontar sewaktu didalam mobil, kami sekeluarga lagi keluar untuk makan siang. Maklum hari libur merah, jadi sesekali cari makan di luar sambil menikmati kelancaran jalan raya di kota Medan tercinta.

"Jadi Orang Besar ada enaknya dan juga ada tidak enaknya dek"
Saya menjawab ke anak saya, atas pernyataan yang cukup sulit dijawab hehehe.

Bila kita jawab, jadi Orang Besar tidak enak maka anak anak saya kudu mau bertumbuh dewasa khan cilaka tiga belas saya hehehe

Bila saya jawab enak maka ada ketakutan anak anak saya terlampau cepat dewasa dan tidak menikmati kesenangan sebagai anak anak yang alami bertumbuh.

Sepertinya anak saya belum puas dengan jawaban saya, bertanya lagi "Apa enaknya jadi Orang Besar dan apa yang tidak enak, papi ?"

"Enaknya bila jadi Orang Besar, maka bisa memutuskan sesuatu sendiri secara merdeka atau bebas, Contoh : Kepingin makan Nasi Padang, yah pergi beli Nasi Padang, tidak perlu khawatir orang lain akan maksakan dia makan Nasi Uduk."

"Kepingin kerja sebagai Penyanyi yah silahkan bekerja sebagai Penyanyi, tidak perlu ikut paksaan orang lain menjadi apapun yang bukan kemauan dirinya. Orang Besar bisa bebas memilih apapun"

Anak saya langsung nyeletuk, "Saya mau jadi Koki dan juga Pelukis !"

Saya kembali bertanya "Caranya gimana dek ? Jadi sesuatu haruslah Fokus, gak bisa setengah setengah"

Anak saya kembali nyahut "Senin sd Jumat saya jadi Koki, Sabtu dan Minggu, saya jadi pelukis aja"

Ehhh benar juga apa yang dikatakannya. Saya kembali merenung, dari sudut pandang yang lain. Tidak salah loh apa yang dicita citakan anak saya. Emangnya tidak bisa sambil menjadi koki dan bisa jadi pelukis.

Pikiran kita terlalu kaku dan terkotak kotak dengan apa yang kita pelajari selama ini. Ilmu Pengetahuan selalu berubah frennn, apa yang kita yakini (ilmu pengetahuan) maybe saja kedepannya bisa terbantahkan dengan munculnya penelitian dan pembuktian yang baru.

Sering kali karena merasa "Sok Pintar", Orang tua bisa mencari PENCURI IMPIAN TERBESAR DAN PERTAMA dalam hidup anak anak kita. (Sengaja pake huruf besar frennn biar semuanya ngehhh hehehehe). Biarkanlah mereka bermimpi seperti apa maunya mereka hehehe

Kembali anak saya bertanya "Tidak enaknya apa papi jadi orang besar ?"

"Tidak enaknya adalah kita harus menanggung akibat dari apa yang bebas kita pilih dek, Contohnya : Tadi kepingin makan Nasi Padang, namun ternyata Nasi Padangnya tidak begitu enak dan cabenya kepedasan jadinya sakit perut."

"Jadi Orang Besar itulah yang menanggung sendiri sakit perutnya, demikian juga mau jadi Penyanyi, ternyata suaranya jelek dan tidak laku, maka yah tidak ada uang loh"

Anak saya terdiam agak lama, maybe mencerna apa yang saya katakan. Saya kembali membatin, "Apa anak ini mengerti ngak apa yang saya ceritakan" 

"Papi jadi Orang Besar pasti enaklah karena gak perlu belajar dan sekolah, jadi anak kecil khan kita cape belajar ini itu di sekolah"

Busyettt neh anak, ternyata ujung2nya pertanyaannya menjurus ke hal ini wakakakak. Gak boleh salah jawab nehh saya, karena gak mengerti maka mereka bertanya ke kita, Apalagi diomelin, langsung kaburlah anak anaknya dan tidak dekat dengan orang tuanya lagi hehehe

"Orang Besar juga belajar, bahkan harus banyak belajar dek. Lue lihat papi senang baca khan, banyak teman teman papi juga belajar, cuma mereka belajar di kantor, belajar di toko, belajar di banyak tempat lainnya."

Sekelumit pertanyaan anak saya memancing saya untuk berpikir lebih dalam lagi. Anak Kecil sekolah dan terus belajar sd usianya remaja. Lulus SMU atau SMK, lanjut Kuliah lagi (bagi yang minat belajarnya besar) setelah itu berkarya di masyarakat, bekerja, berbisnis atau apapun lah.

Tapi kadang kala "ORANG BESAR" seperti kita ini (bukan tubuh besar yah hehehe) kok malah malas belajar yah hehehe. Justru Orang Besar seperti kita yang perlu belajar lebih banyak dibanding anak kecil di sekolah.

Karena Kemampuan Belajar bila tidak diuprgade maka kita akan menjadi kerdil dan tidak mempunyai nilai tambah di masyarakat. Orang berpengetahuan dan berkemampuan "Kerdil" selalu dihargai "Kerdil" juga.

Sooo Kita belajar dari siapa ?

Kita belajar dari alam semesta, belajar dari kantor kita bekerja, belajar dari tetangga sekeliling, belajar dari orang brengsek sekalipun, belajar dari Pemuka Agama yang suci. Kita senantiasa belajar sampai akhir hayat dikandung badan dan belajar dari sesiapapun.

Maka sangat tepat yang diceritakan Brian Herbert, Kapasitas belajar adalah hadiah, Kemampuan kita untuk belajar adalah ketrampilan, dan Kemauan untuk Belajar adalah Pilihan !

Saya di Tgl 1 Januari 2015 belajar dari anak saya.
Anda belajar dari siapa ?

Semoga bermanfaat !

Rabu, 31 Desember 2014

Tukar Kado Yukkkk

"The Purpose of Life is discover your gift. The Meaning of Life is to Give your Gift away" by David Viscott

Baru semalam diadakan acara tukar kado di kantor tempat saya bekerja. Di detik detik terakhir menjelang akhir tahun rasanya kok gak lengkap klo tidak bermain "tukar kado"

Acara tsb dimulai dengan masing masing staff membacakan Goal 2015 nya. Ada yang malu malu bercerita, ada yang berani lantang bersuara, ada juga yang cukup banyak goalnya di 2015. Semua sah sah saja frennn. Dan pribadi saya senang dengan keberanian staf staf yang mengungkapkan target dan impian mereka di 2015. Memang seharusnya begitulah kehidupan manusia, berani bermimpi dan berani bertindak !

Setelah pembacaan goal setting baru dilanjutkan dengan acara tukar kado, terus buka kado, foto narsis hehehe dan diakhiri dengan makan malam bersama. Event yang sederhana namun cukup menyentuh hati semua team didalamnya.

Anyway bukan event ini yang saya mau sharingkan, but reaksi dari para teman2 ketika membuka kado hasil tukaran tsb. Banyak sekali unsur kejutannya, ada yang senang, ada yang datar saja, ada yang pelan membuka kadonya, ada yang begitu "beringas" membuka kadonya, ada yang kadonya besar, ternyata hanya besar packaging aja hehehe, namun overall semua orang happy.

Nah selintas terpikir oleh saya, bukankah kehidupan kita juga kadang kala seperti acara tukar kado ?
Hidup juga kadang kadang penuh dengan kejutan, penuh dengan proses suka dukanya, kadang kita berpikir sudah pasti ini musibah atau bencana ehhh tak tahunya ini adalah satu keberkahan, kadang juga "bungkus luar" kadonya begitu istimewa sehingga kita beranggapan inilah saatnya peluang saya hadir, ehhh tidak tahunya hanyalah serpihan serpihan belaka.

Seperti yang terjadi dengan musibah pesawat air asia yg baru baru ini QZ8501, ada sekeluarga yang batal berangkat karena tdk diinformasikan perubahan jadwal penerbangan. Awalnya dipikirkan adalah musibah, tidak tahunya itu adalah cara Tuhan untuk memberikan berkah kepada keluarga tersebut. Musibah atau Berkah ? Who's Know heheheheh

Tidak ada yang bisa berubah dan mengelak dari proses kehidupan ini selagi kita masih hidup dan nafas (coba tarik nafas frennn, masih bisa nafas gak ? hehehe ) kecuali Anda sudah malas hidup hehe

Namun kita tidak bisa berpijak pada sesuatu yang tidak pasti. Selalu ada Respon Hati yang Pasti dan berpijaklah kepada Agama dan kepercayaan kita masing masing bahwasanya Tuhan tidak akan melebihi ujian dan cobaan dari yang sanggup kita terima.

"Mimpi yang Besar selalu menuntut Keberanian yang Besar dibarengi dengan Kesiapan menjalani Proses yang Besar"  by Erwin Tanes. Promosi dikit cuyy ....

Seperti juga yang dikatakan David Viscott, Tujuan hidup adalah menemukan apa karunia yang Tuhan berikan kepada Anda. Apa "The Gift" yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Setelah Anda menemukannya saatnya Anda memberikan Karunia atau Gift tersebut ke orang lain alias berbagi.

Makna terdalamnya adalah ketika Anda menemukan panggilan hidup Anda, segera berbagilah dengan orang lain. Seperti cita cita dari setiap anak SD (jaman dahulu) yang sedikit di "doktrin" untuk menjadi "manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa" . Begitulah selayaknya kita menjadi yang diajarkan di kelas dasar sekolah.

Bagaimana menurut Anda ?

Happy New Year 2015 !